Masyarakat Agraris

Agraris adalah istilah yang dikaitkan dengan sifat sektoral sebuah negara. Biasanya, agraris adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang berhubungan dengan pertanian. Masyarakat agraris adalah masyarakat yang identik sebagai masyarakat tradisional. 

Agraris berasal dari kata sifat agraria. Ini berakar dari kata Latin, ager yang berarti ladang. Istilah ini dperluas untuk mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan pedesaan atau pertanian.

Menurut KBBI, agraris artinya mengenai pertanian atau tanah pertanian, mengenai pertanian atau cara hidup petani, atau bersifat pertanian. Istilah agraris digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang berhubungan dengan ladang, pertanian, atau pedesaan.

Agraris adalah istilah yang sering dikaitkan dengan sifat sebuah negara. Negara agraris adalah negara yang memiliki sektor pertanian besar. Negara agraris menjadikan pertanian sebagai penopang kehidupannya.

Negara agraris adalah negara yang setiap perekonomianya didasarkan pada memproduksi dan mempertahankan tanaman dan lahan pertanian. Cara lain untuk mendefinisikan masyarakat agraris adalah dengan melihat berapa banyak dari total produksi suatu negara di bidang pertanian.

Masyarakat di negara agraris adalah masyarakat yang menekankan pentingnya pertanian. Mereka telah menjadi bentuk paling umum dari organisasi sosial-ekonomi untuk sebagian besar catatan sejarah manusia.

Masyarakat agraris memiliki banyak kesamaan karakteristik. Melansir Sociologygroup, berikut ciri-ciri masyarakat agraris:

- Masyarakat agraris dikenali dari struktur pekerjaannya. Orang-orang terlibat dalam domestikasi tumbuhan dan hewan dan kegiatan terkait lainnya seperti menenun, tembikar dan pekerjaan kecil seperti pandai besi, penyapu, penjaga, dan lainnya.

- Kepemilikan tanah tidak merata. Ada tuan tanah, penggarap dan petani penggarap atau buruh tak bertanah. Penggarap mengolah tanah mereka sendiri sementara tuan tanah menyewa buruh tak bertanah untuk bekerja di ladang mereka.

- Ada sangat sedikit peran khusus. Pembagian kerja tidak canggih dan biasanya didasarkan pada perbedaan usia dan jenis kelamin. Masyarakatnya homogen dalam hal pekerjaan, kelompok agama, nilai, budaya, dan lainnya.

- Kehidupan berpusat di sekitar sistem masyarakat desa. Hirarki sosial, pola hidup, kebiasaan dan sikap bersifat kaku.

- Keluarga sebagai institusi merupakan pusat masyarakat agraris. Ia bekerja tidak hanya sebagai dukungan sosial tetapi juga sebagai unit ekonomi karena semua individu keluarga terlibat dalam pertanian.


Masyarakat Tradisional

Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang masih diatur oleh adat-istiadat lama. Kebiasaan adalah aturan-aturan yang tetap dan mencakup semua konsep sistem budaya yang mengatur tingkah laku atau tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Oleh karena itu, masyarakat adat hidup menurut cara dan adat lama yang diturunkan dari nenek moyang mereka. Kehidupan mereka sebagian besar tidak terpengaruh oleh perubahan yang datang dari luar lingkungan sosial mereka. Budaya komunal tradisional merupakan hasil adaptasi dengan lingkungan alam dan sosial sekitar tanpa menerima pengaruh dari luar (Ifzanul, 2010).

Menurut Ismail, 2010 menggambarkan berbagai aspek kehidupan, termasuk mengetahui dua sisi kehidupan masyarakat Indonesia: masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Pada awalnya masyarakat modern merupakan masyarakat tradisional yang mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh budaya luar dan budaya lain di luar suku bangsa itu sendiri. Akulturasi), dan yang disebut masyarakat modern lahir.

Masyarakat adat hidup di daerah pedesaan yang terletak di pedalaman, secara geografis jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Komunitas-komunitas ini disebut juga komunitas pedesaan atau masyarakat pedesaan. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama, mempunyai hubungan erat dalam jangka waktu yang lama, dan kurang lebih mempunyai ciri-ciri tertentu. Istilah desa dapat mewakili arti yang berbeda tergantung dari sudut pandangnya. Desa umumnya memiliki tiga elemen:

  • Daerah dan tempat didefinisikan sebagai tanah yang meliputi wilayah, tempat dan batas-batas yang membentuk lingkungan geografis.
  • Populasi; meliputi jumlah, komposisi umur, komposisi mata pencaharian yang didominasi pertanian, dan pertumbuhannya.

  • tatanan kehidupan; serta pola dan pola pergaulan dan ikatan penduduk desa.
Ciri-Ciri Masyarakat Tradisional
    Fenomena kehidupan pedesaan mulai mengalami perubahan nilai, norma dan praktik, baik yang kita amati secara langsung maupun melalui media informasi, baik cetak maupun elektronik. aspek yang ada yang tidak lagi diabaikan oleh banyak penduduk desa. Saya ingin merasakan perubahan dalam hidup saya, baik secara ekonomi maupun sosial.

Emosional

Emosionalitas adalah hubungan antara orang-orang berdasarkan perasaan dan sifat-sifat seperti kasih sayang, bantuan, cinta, dan kesetiaan.

Difusi

Difusivitas menggambarkan sikap yang tidak berterus terang, terutama dalam hubungan interpersonal. Masyarakat tradisional masih menggunakan bahasa yang bertele-tele yang biasanya tidak berkaitan langsung dengan persoalan yang dihadapi.

obsesi

Partikularisme adalah hubungan yang berkaitan dengan sesuatu yang khusus yang berlaku pada tempat atau wilayah tertentu karena masih memiliki hubungan dengan perasaan subjektif dan kesatuan.

orientasi kelompok

Orientasi kelompok, yaitu pengaruh rasa haru, meningkatkan kerjasama dan solidaritas, tidak sombong, tidak sombong, tidak egois, dan berbeda pendapat.

teori yang mapan

Milik adalah ciri-ciri khusus yang tidak diperoleh melalui usaha yang disengaja, tetapi semua diperoleh dari kebiasaan dan kebutuhan.

Masyarakat Industri

Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi, adat-istiadat, sistem nilai, sistem norma, dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi pendahulunya. Adapun ciri masyarakat tradisional yaitu: memiliki ikatan peraasaan yang erat dalam bentuk kasih sayang, kesetiaan, dan kemesraan, orientasi yang bersifat kebersamaan, partikularisme (subjektif dan kebersamaan), akripsi (memiliki sifat khusus), dan ketidakjelasan (diffuseness) terutama dalam hal hubungan antar pribadi. Dari sisi sosial masyarakat tradisional memiliki ciri-ciri: masyarakat yang cenderung homogen, adanya rasa kekeluargaan, kesetiakawanan dan rasa percaya yang kuat antar para warga, sistem sosial yang masih diwarnai dengan kesadaran kepentingan kolektif, pranata adat yang efektif untuk menghidupkan disiplin sosial, dan shame culture (budaya malu).

        Pola pendidikan masyarakat tradisional: anak-anak biasanya dikirim ke sekolah dalam wilayah geografis tertentu, mereka dimasukkan ke dalam kelas yang kemudian dibedakan berdasarkan umur, adanya sistem kenaikan kelas di setiap tahun, prinsip sekolah biasanya otoritarian; anak-anak diharapkan menyesuaikan diri dengan tolak ukur dan ketetatapan yang sudah ada, guru sebagai penentu kebijakan (guru memikul tanggung jawab pengajaran, berpegang pada kurikulum yang sudah ditetapkan), kurikulum berpusat pada subjek-subjek akademik, di dalam kelas, guru menjadi satu-satunya pelaku pendidikan, guru berbicara dan murid hanya menyimak tanpa ikut berperan aktif, promosi tergantung pada penilaian guru, dan bahan ajar yang paling umum tertera dalam kurikulum adalah buku-buku teks.

Ciri-Ciri Masyarakat Tradisional

Berikut berbagai ciri-ciri masyarakat tradisional yang membedakannya dengan masyarakat lainnya:
  1. Cenderung bersifat homogen
  2. Tingginya kesadaran kepentingan bersama atau kolektif
  3. Kuatnya rasa kekeluargaan, percaya antar warga, dan kesetiakawanan
  4. Mempunyai aturan adat yang masih efektif untuk mengatur warganya
  5. Adanya ikatan perasaan yang kuat antar warga
  6. Cenderung bersifat subjektif dan menjunjung kebersamaan (partikularisme)
  7. Kurang jelasnya hubungan antar pribadi
  8. Sulitnya mobilitas sosial untuk terjadi
  9. Cenderung tidak membuka diri akan perubahan
  10. Perubahan sosial cenderung lambat terjadi
  11. Pada umumnya, anak-anak akan bersekolah di dalam wilayah geografis tertentu di mana mereka akan belajar di kelas yang dibedakan menurut umur
  12. Sekolah mereka biasanya bersifat otoriter dan berharap agar siswa dapat menyesuaikan diri
                                     Karakteristik Masyarakat Tradisional

Adapun Karakteristik masyarakat tradisional yaitu:  memiliki ikatan peraasaan yang erat dalam bentuk kasih sayang, kesetiaan, dan kemesraan, orientasi yang bersifat kebersamaan, partikularisme (subjektif dan kebersamaan), akripsi (memiliki sifat khusus), dan ketidakjelasan (diffuseness) terutama dalam hal hubungan antar pribadi.


Masyarakat Informatif

 Istilah masyarakat informasi sering dipakai untuk mendiskripsikan sebuah masyarakat dan sebuah ekonomi yang menggunakan sarana teknologi informasi dengan intensitas tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat tersebut menggunakan teknologi yang sama atau kompatebel untuk berbagai kegiatan pribadi, sosial, pendidikan, bisnis, bahkan untuk mengisi waktu luang. Teknologi tersebut mempunyai kemampuan untuk mengirim, menerima, dan pertukaran data digital dengan cepat antara tempat-tempat terlepas dari jarak.
 
    Pentingnya Information Society telah menjadi bagian untuk masyarakat informasi sebagai ekonomi kecil yang terbuka di dalam pengembangan jaringan ekonomi global, dimana pengetahuan berbasis pada inovasi yang menjadi kunci sumber dari penopang keuntungan.


Ciri-Ciri Masyarakat Informasi

  1. Adanya level intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan akan informasi yang tinggi) dalam kehidupan masyarakatnya sehari-hari pada organisasi-organisasi yang ada, dan tempat-tempat kerja.
  2. Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta kegiatan-kegiatan lainnya.
  3. Kemampuan pertukaran data digital yang cepat dalam jarak yang jauh.
  4. Masyarakat yang sadar akan informasi dan mendapatkan informasi secara cukup.
  5. Menjadikan informasi sebagai komoditas bernilai ekonomis.
  6. Mengakses informasi super highway (berkecepatan tinggi).
  7. Distribusi informasi berubah dari tercetak menjadi elektronik dengan karakteristik informasi terbaru, journal, prediksi.
  8. Sistem layanan berubah dari manual ke elektronis (e-service).
  9. Sektor ekonomi bergeser dari penghasil.
  10. barang ke pelayanan jasa.
  11. Kompetisi bersifat global & ketat

Karakteristirk Masyarakat Informasi
  1. Adanya level intensitas informasi yang tinggi ( kebutuhan informasi yang tinggi ) dalam kehidupan masyarakatnya sehari-hari pada organisasi-organisasi yang ada, dan                      tempat-tempat kerja.
     2. Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta              kegiatan-krgiatan lainnya.
      3. Kemampuan pertukaran data digital
      4. Masyarakat yang terkena terpaan media massa dan komunikasi global.
      5. Masyarakat sadar akan informasi dan mendapatkan informasi secara cukup.
      6. Ketergantungan pada media massa sangat besar
      7. Menjadikan informasi sebagai komoditas bernilai ekonomi
      8.Mengakses informasi super highway(bekecepatan tinggi)

 Permasalahan Masyarakat Informasi
             Beberapa permasalahan masyarakat informasi, tidak lepas dari tiga komponen utama yang menjadi pendorong munculnya masyarakat informasi yaitu dinamika informasi dan komunikasi, perkembangan dalam teknologi informasi (komputer), dan perkembangan dalam teknologi komunikasi.
     Masyarakat Informasi menghadapkan kita pada tantangan-tantangan baru dan kesempatan perkembangan-perkembangan menuju seluruh area dari masyarakat. Dampak dari teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi sebuah definisi sementara yang kuat, dan ini menstransformasi aktivitas ekonomi dan sosial. 



Source: 

https://www.liputan6.com/hot/read/4970604/agraris-adalah-masyarakat-pertanian-kenali-cirinya

https://anams.id/masyarakat-tradisional